Rabu, 30 September 2020

 

OUTPUT

PRAKTIKUM KESUBURAN, PEMUPUKAN, DAN KESEHATAN TANAH

ACARA II

MENGENAL PUPUK

Oleh Amelia Nabila A (18/424301/PN/15341) Gol B3

Pada hari Kamis, 24 September 2020 telah dilaksanakan kegiatan praktikum Acara II, yakni Mengenal Pupuk. Praktikum ini dilakukan dalam bentuk kegiatan survei secara mandiri dengan mengunjungi toko pertanian yang berada di wilayah domisili penulis. Praktikum ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai jenis dan sifat pupuk yang kerap beredar di kalangan petani. Penulis berkesempatan mengunjungi salah satu toko pertanian di daerah Sleman, yakni toko pertanian “Sumber Makmur” yang beralamat di Jalan Kebon Agung, Bedingin, Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Gambar 1. Toko Pertanian Sumber Makmur

Toko ini beroperasi setiap hari, yakni Senin- Sabtu (08.00-16.30 WIB) dan Minggu (08.00-12.00 WIB). Lokasi toko cukup strategis dan mudah dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat yang membutuhkan sarana dan media bercocok tanam.

Gambar 2. Bersama Pemilik Toko Ibu Tugiman

Pemilik toko bernama Ibu Tugiman mengatakan bahwa bisnis pupuk pertanian telah dilakoni selama 20 tahun. Banyaknya permintaan sarana dan kebutuhan bercocok tanam mayoritas dari kalangan petani dan pelaku usaha di bidang pertanian, salah satunya adalah kebutuhan pupuk. Semua bahan organik atau anorganik yang ditambahkan ke dalam tanah atau tanaman untuk meningkatkan ketersediaan atau mencukupi unsur hara. Pemupukan adalah kunci dari kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum (Pinatih et al.,2015). Kesuburan tanah pertanian diukur berdasarkan hasil tanaman (berat kering ton.ha-1) dan kualitas (kandungan gula, pati, protein, dan vitamin).

Umumnya pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan asal pembuatan dan unsur yang dikandungnya. Berdasarkan asalnya pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk organik dan anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Dewanto et al.,2013). Berdasarkan unsur yang dikandungnya, pupuk dapat digolongkan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal, yakni pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan tanah sedangkan majemuk merupakan pupuk campuran yang diolah oleh pabrik dengan jalan mencampurkan dua atau lebih unsur hara.

Pada kegiatan survei ini penulis meninjau secara langsung ketersediaan pupuk berdasarkan unsur yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah hasil dari pengamatan yang dilakukan :

A.  Pupuk Tunggal

1.    Urea

Gambar 3. Pupuk Urea

Pupuk Urea merupakan pupuk tunggal yang berbentuk butiran tidak berdebu dan berwarna putih. Pupuk ini mengandung kadar Nitrogen (N) 46%, Biuret maksimal 1%, dan air maksimal 0,50%. Pupuk ini bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Pupuk ini berguna untuk menghijaukan dan menyegarkan bagian tanaman, mempercepat pertumbuhan, dan menambah kadar protein hasil panen. Aplikasi penggunaan pupuk ini dapat dilakukan dengan cara ditugal atau dimasukkan dalam tanah di area pertanaman dan ditimbun, tetapi dapat juga dengan cara dilarutkan dalam air. Pupuk ini dapat digunakan untuk tanaman pangan seperti padi dan jagung, tanaman hortikultura, dan jenis tanaman lain. Pupuk urea yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 280.000,00 per karung (50kg).

2.    ZA

Gambar 4. Pupuk ZA

Pupuk ZA (Ammonium Sulfat) memiliki kandungan Nitrogen minimal 20,8%, Sulfur minimal 23,8%, kadar asam bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, dan kadar air maksimal 1%. Pupuk ZA berbentuk kristal dan berwarna putih. Pupuk ini bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air sehingga dapat diserap tanaman dengan mudah. Fungsi dari pupuk ZA ditinjau dari kandungan unsur S dan N, dimana kandungan belerang berguna untuk meningkatkan kelas mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa, dan ukuran umbi juga membantu tanaman lebih hijau. Sedangkan unsur hara nitrogen berguna untuk menghijaukan tanaman, mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan kadar protein hasil panen. Pengaplikasiannya dapat sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan dengan dicampur dengan pupuk lain kemudian disebar, ditugal, atau dilarutkan dalam air. Pupuk ZA yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT Multi Mas Chemindo. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 160.000,00 per karung (50kg).

3.    SP-27

Gambar 5. Pupuk SP-27

Pupuk SP-27 berbentuk butiran (granule) dan berwarna abu-abu. Pupuk ini mengandung sejumlah komponen unsur, yakni MgO 18,64%, CaO 30,16%, SiO2 1,81%, dan Al2O3+Fe2O3 2 %. Pupuk ini bermanfaat untuk memacu pertumbuhan dan menyuburkan tanaman, selain itu juga sebagai pembenah sifat fisik tanah. Penggunaannya cukup digunakan sebagai pupuk dasar pada tanaman semusim sedangkan pada tanaman tahunan diberikan di awal atau akhir musim penghujan atau segera setelah masa panen, dan dapat juga dicampur dengan jenis pupuk lain. Pupuk ini termasuk pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT.Cipta Makmur Pertiwi yang berada di Gresik. Pupuk ini dijual seharga Rp 110.000,00 per karungnya (50kg).

B.  Pupuk Majemuk

1.    KNO3 Merah

Gambar 6. Pupuk KNO3 Merah

Pupuk KNO3 Merah berbentuk kristal berwarna merah. Bersifat mudah larut dalam air dan netral (tidak asam). Terdapat 4 unsur utama penyusun pupuk ini, yakni Natrium (Na) 18%, Nitrogen (N) 15%, Kalium (K) 14%, dan Boron 0,05%. Pupuk ini digunakan untuk membantu mempercepat pertumbuhan bunga dan buah, meningkatkan kualitas rasa dan aroma, dan kandungan boron dapat meningkatkan transportasi karbohidrat dalam tanaman. Pupuk ini sangat baik digunakan untuk memenuhi unsur Kalium pada tanaman yang sensitif terhadap unsur klorida, misalnya tembakau. Aplikasi pupuk ini dapat dilakukan dengan pengocoran maupun penyemprotan.  Pupuk KNO3 Merah ini termasuk pupuk non subsidi yang diproduksi oleh Saprotan Utama. Pupuk ini dijual seharga Rp 45.000,00 per 2 Kg.

2.    KNO3 Putih

Gambar 7. Pupuk KNO3 Putih

Pupuk KNO3 Putih  berbentuk kristal berwarna putih. Sifatnya mudah larut di dalam air dan mudah diserap tanaman. Pupuk ini juga bersifat netral tidak asam juga tidak basa. Pupuk ini merupakan kombinasi unsur N dan K dalam bentuk K2O. Kandungan K2O pada KNO3  berkisar 45-46 % dan N 13 %. Pupuk ini berfungsi untuk mencegah kerontokan bunga dan buah, meningkatkan daya tahan tanaman, dan kandungan N pada pupuk ini berguna untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan jumlah anakan. Pupuk ini cocok digunakan untuk tanaman hias, hortikultura, dan pangan. Pengaplikasiannya hampir sama dengan KNO3 merah, yakni dengan pengocoran maupun penyemprotan. Pupuk KNO3  Putih  ini termasuk pupuk non subsidi yang diproduksi oleh Saprotan Utama. Pupuk ini dijual seharga Rp 50.000,00 per 2 Kg.

3.    NPK Phonska

Gambar 8. Pupuk NPK Phonska

Pupuk NPK Phonska Plus merupakan pupuk majemuk yang berbentuk granul (butiran) dan berwarna putih. Pupuk ini mengandung 3 komponen unsur utama, yakni Nitrogen (N) 15%, Fosfat (P2O5) 15%, dan Kalium (K) 15% kemudian dilengkapi dengan Sulfur (S) 9% dan Zink (Zn) 2000 ppm. Sifatnya higroskopis dan mudah larut dalam air sehingga mudah untuk diserap tanaman. Pupuk ini diperkaya dengan Sulfur yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan daya simpan hasil panen juga dilengkapi Zink untuk mengoptimalkan pembentukan bunga dan memperbanyak buah. Selain itu, pupuk ini berfungsi untuk menambah daya tahan tanaman, memacu pertumbuhan akar, dan menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banayk mengandung butir hijau daun. Pupuk ini sesuai untuk berbagai jenis tanaman, misalnya tanaman sayur, buah, perkebunan, dan pangan. Penggunaannya dapat disebarkan pada setiap barisan tanaman atau sekitar lubang tanam untuk penggunaan awal tanam pada sebuah tanaman sayuran bagian daun dan buah. Pupuk NPK yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 200.000,00 per karung (25kg).

4.    NPK Mutiara

Gambar 9. Pupuk NPK Mutiara

Pupuk NPK Mutiara  (16:16:16) merupakan salah satu produk pupuk NPK yang telah beredar di pasaran dengan kandungan Nitrogen (N) 16%, Fosfat (P2O5) 16%, dan Kalium (K2O) 16%. Pupuk majemuk ini hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya dapat segera diserap dan digunakan oleh tanaman dengan efektif. Karakteristik pupuk ini, yakni berbentuk butiran (granule) dan berwarna biru. Pupuk ini bermanfaat untuk menyehatkan tanaman, memaksimalkan produktivitas jangka panjang, peningkatan hasil produksi, peningkatan kualitas,rasa,warna,kesegaran, dan daya simpan buah atau umbi. Pengaplikasian pupuk ini cukup disebarkan pada setiap barisan tanaman atau sekitar lubang tanam untuk penggunaan awal tanam pada sebuah tanaman sayuran bagian daun dan buah, misalnya pada tanaman tomat,sawi,cabi,dll. Pupuk urea yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang didistribusikan oleh PT Meroke Tetap Jaya. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 450.000,00 per karung (50kg).

Pada saat meninjau pupuk berdasarkan jumlah kandungan unsur yang dimiliki. Penulis juga mendokumentasikan beberapa jenis pupuk alternatif/pembenah tanah. Pembenah tanah merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan atau perbaikan kualitas tanah. Pembenah tanah dapat disebut sebagai amelioran, misalnya penggunaan bahan organik (Haryati et al.,2019). Toko pertanian Sumber Makmur menyediakan beberapa amelioran (pembenah tanah), penulis mengambil dua contoh sebagai berikut:

1)      1. Pupuk Kandang (Srintil)

Gambar 10. Pupuk Kandang (Srintil)

Amelioran ini digolongkan amelioran organik, sebab menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan. Penggunaan pupuk organik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan anorganik seperti dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk ini berperan dalam penyediaan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan KTK tanah, memperbaiki struktur tanah, mengurangi fluktuasi suhu tanah serta sebagai sumber energi bagi mikro dan meso fauna tanah (Hartatik dan Setyorini, 2012. cit. Ramadhani et al.,2019). Pupuk ini telah difermentasi secara optimal sehingga matang dan siap digunakan. Pada pupuk tertera kandungan, meliputi asam humat, mikrobia Trichoderma harsianum (pengendali layu fusarium) dan Metarizium anisopllae (pengendali uret). Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan cara ditugal dalam lubang berbarengan pada saat penanaman pertama kemudian ditimbun atau dengan cara disebar merata pada saat pengolahan tanah untuk kemudian dicangkul dan dibalik.  Pupuk kandang cocok untuk segala jenis tanaman budidaya sebab ramah lingkungan dan sedikit efek samping. Pupuk kandang yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh masyarakat lokal di Minggir,Sleman. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 15.000,00- Rp 25.000,00.

2)      2. Dolomit

Gambar 11. Pupuk Dolomit

Amelioran anorganik yang dapat memperkecil tingkat keracunan oleh logam berat, salah satunya dolomit. Dolomit memiliki karakteristik bentuk seperti tepung (powder) dan berwarna putih. Pada pupuk tertulis kandungan, yakni CaO 35% dan MgO 15%. Dolomit merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang berfungsi untuk meningkatkan pH tanah, dimana jika diberikan ke dalam tanah akan terdisosiasi menjadi Ca 2+, Mg 2+ dan CO3 (Saputra et al.,2014). Penggunaan dolomit sebagai amelioran memiliki beberapa kelebihan, yakni harga beli relatif lebih murah, serta memiliki kandungan magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) yang berfungsi sebagai penambah unsur hara. Unsur Mg berperanan penting untuk transportasi P pada tanaman. Penggunaannya cukup disebar atau ditabur merata, apabila digunakan untuk memperbaiki sifat tanah. Pupuk dolomit yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang didatangkan dari  Wonogiri. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 5.000,00 – Rp 40.000,00.

 

Referensi

Dewanto,F.G., J.J.M.R.Londok, R.A.V.Tuturoong, dan W.B.Kaunang. 2013. Pengaruh pemupukan anorganik dan organik terhadap produksi tanaman jagung sebagai sumber pakan. Jurnal Zootek 32(5):1-8.

Haryati,U.,S.Sutono, dan I.G.M.Subiksa. 2019. Pengaruh amelioran terhadap perbaikan sifat tanah dan produksi cabai rawit (Capsicum frutescens) pada lahan bekas tambang timah. Jurnal Tanah dan Iklim 43

(2):127-138.

Pinatih,I D.A.S.P., T.B.Kusmiyarti, dan K.D.Susila. 2015. Evaluasi status kesuburan tanah pada lahan pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika 4(4):282-292.

Ramadhani,C.,Sumardi,dan B.G.Murcitro. 2019. Pemberian dua jenis amelioran terhadap performa tanaman okra (Abelmoschus esculentus) pada ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 21(2):121-128.

Saputra,Y.,A.Nurbaity, dan O.Muryani. 2014. Pengaruh macam amelioran dan taraf dosis logam berat terhadap pH, Cr total tanah, serapan Cr serta hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada andisols Lembang. Jurnal Photon 5(1):39-53.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar