OUTPUT
PRAKTIKUM KESUBURAN, PEMUPUKAN, DAN
KESEHATAN TANAH
ACARA II
MENGENAL PUPUK
Oleh
Amelia Nabila A (18/424301/PN/15341) Gol B3
Pada
hari Kamis, 24 September 2020 telah dilaksanakan kegiatan praktikum Acara II,
yakni Mengenal Pupuk. Praktikum ini dilakukan dalam bentuk kegiatan survei
secara mandiri dengan mengunjungi toko pertanian yang berada di wilayah
domisili penulis. Praktikum ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai jenis
dan sifat pupuk yang kerap beredar di kalangan petani. Penulis berkesempatan
mengunjungi salah satu toko pertanian di daerah Sleman, yakni toko pertanian “Sumber
Makmur” yang beralamat di Jalan Kebon Agung, Bedingin, Sumberadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta.
Toko
ini beroperasi setiap hari, yakni Senin- Sabtu (08.00-16.30 WIB) dan Minggu
(08.00-12.00 WIB). Lokasi toko cukup strategis dan mudah dijangkau oleh
berbagai kalangan masyarakat yang membutuhkan sarana dan media bercocok tanam.
Pemilik
toko bernama Ibu Tugiman mengatakan bahwa bisnis pupuk pertanian telah dilakoni
selama 20 tahun. Banyaknya permintaan sarana dan kebutuhan bercocok tanam
mayoritas dari kalangan petani dan pelaku usaha di bidang pertanian, salah
satunya adalah kebutuhan pupuk. Semua bahan organik atau anorganik yang
ditambahkan ke dalam tanah atau tanaman untuk meningkatkan ketersediaan atau
mencukupi unsur hara. Pemupukan adalah kunci dari kesuburan tanah. Kesuburan
tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup
dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi
tanaman yang optimum (Pinatih et al.,2015).
Kesuburan tanah pertanian diukur berdasarkan hasil tanaman (berat kering ton.ha-1)
dan kualitas (kandungan gula, pati, protein, dan vitamin).
Umumnya
pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan asal pembuatan dan unsur yang
dikandungnya. Berdasarkan asalnya pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk organik
dan anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia,
fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.
Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah
melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk
mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
(Dewanto et al.,2013). Berdasarkan
unsur yang dikandungnya, pupuk dapat digolongkan menjadi pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal, yakni pupuk yang hanya mengandung satu jenis
unsur hara sebagai penambah kesuburan tanah sedangkan majemuk merupakan pupuk
campuran yang diolah oleh pabrik dengan jalan mencampurkan dua atau lebih unsur
hara.
Pada
kegiatan survei ini penulis meninjau secara langsung ketersediaan pupuk berdasarkan
unsur yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah hasil dari pengamatan yang
dilakukan :
A.
Pupuk Tunggal
1.
Urea
Pupuk Urea merupakan pupuk tunggal yang berbentuk butiran tidak berdebu dan
berwarna putih. Pupuk ini mengandung kadar Nitrogen (N) 46%, Biuret maksimal
1%, dan air maksimal 0,50%. Pupuk ini bersifat higroskopis dan mudah larut
dalam air. Pupuk ini berguna untuk menghijaukan dan menyegarkan bagian tanaman,
mempercepat pertumbuhan, dan menambah kadar protein hasil panen. Aplikasi
penggunaan pupuk ini dapat dilakukan dengan cara ditugal atau dimasukkan dalam
tanah di area pertanaman dan ditimbun, tetapi dapat juga dengan cara dilarutkan
dalam air. Pupuk ini dapat digunakan untuk tanaman pangan seperti padi dan
jagung, tanaman hortikultura, dan jenis tanaman lain. Pupuk
urea yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh
PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 280.000,00 per
karung (50kg).
2.
ZA
Pupuk ZA (Ammonium Sulfat) memiliki kandungan Nitrogen minimal 20,8%, Sulfur minimal 23,8%, kadar asam bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, dan kadar air maksimal 1%. Pupuk ZA berbentuk kristal dan berwarna putih. Pupuk ini bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air sehingga dapat diserap tanaman dengan mudah. Fungsi dari pupuk ZA ditinjau dari kandungan unsur S dan N, dimana kandungan belerang berguna untuk meningkatkan kelas mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa, dan ukuran umbi juga membantu tanaman lebih hijau. Sedangkan unsur hara nitrogen berguna untuk menghijaukan tanaman, mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan kadar protein hasil panen. Pengaplikasiannya dapat sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan dengan dicampur dengan pupuk lain kemudian disebar, ditugal, atau dilarutkan dalam air. Pupuk ZA yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT Multi Mas Chemindo. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 160.000,00 per karung (50kg).
3.
SP-27
Pupuk SP-27 berbentuk butiran (granule) dan berwarna abu-abu. Pupuk ini
mengandung sejumlah komponen unsur, yakni MgO 18,64%, CaO 30,16%, SiO2
1,81%, dan Al2O3+Fe2O3 2 %. Pupuk
ini bermanfaat untuk memacu pertumbuhan dan menyuburkan tanaman, selain itu
juga sebagai pembenah sifat fisik tanah. Penggunaannya cukup digunakan sebagai
pupuk dasar pada tanaman semusim sedangkan pada tanaman tahunan diberikan di
awal atau akhir musim penghujan atau segera setelah masa panen, dan dapat juga
dicampur dengan jenis pupuk lain. Pupuk ini termasuk
pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT.Cipta Makmur Pertiwi yang berada di
Gresik. Pupuk ini dijual seharga Rp 110.000,00 per karungnya (50kg).
B.
Pupuk Majemuk
1.
KNO3 Merah
Pupuk
KNO3 Merah berbentuk kristal berwarna merah. Bersifat mudah larut
dalam air dan netral (tidak asam). Terdapat 4 unsur utama penyusun pupuk ini,
yakni Natrium (Na) 18%, Nitrogen (N) 15%, Kalium (K) 14%, dan Boron 0,05%.
Pupuk ini digunakan untuk membantu mempercepat pertumbuhan bunga dan buah,
meningkatkan kualitas rasa dan aroma, dan kandungan boron dapat meningkatkan
transportasi karbohidrat dalam tanaman. Pupuk ini sangat baik digunakan untuk
memenuhi unsur Kalium pada tanaman yang sensitif terhadap unsur klorida,
misalnya tembakau. Aplikasi pupuk ini dapat dilakukan dengan pengocoran maupun
penyemprotan. Pupuk KNO3 Merah
ini termasuk pupuk non subsidi yang diproduksi oleh Saprotan Utama. Pupuk
ini dijual seharga Rp 45.000,00 per 2 Kg.
2.
KNO3 Putih
Pupuk
KNO3 Putih berbentuk
kristal berwarna putih. Sifatnya mudah larut di dalam air dan mudah diserap
tanaman. Pupuk ini juga bersifat netral tidak asam juga tidak basa. Pupuk ini
merupakan kombinasi unsur N dan K dalam bentuk K2O. Kandungan K2O
pada KNO3 berkisar 45-46 %
dan N 13 %. Pupuk ini berfungsi untuk mencegah kerontokan bunga dan buah,
meningkatkan daya tahan tanaman, dan kandungan N pada pupuk ini berguna untuk
merangsang pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan jumlah anakan. Pupuk ini
cocok digunakan untuk tanaman hias, hortikultura, dan pangan. Pengaplikasiannya
hampir sama dengan KNO3 merah, yakni dengan pengocoran maupun
penyemprotan. Pupuk KNO3 Putih
ini termasuk pupuk non subsidi
yang diproduksi oleh Saprotan Utama. Pupuk ini dijual seharga Rp 50.000,00 per
2 Kg.
3.
NPK Phonska
Pupuk NPK Phonska Plus merupakan pupuk majemuk yang berbentuk granul
(butiran) dan berwarna putih. Pupuk ini mengandung 3 komponen unsur utama,
yakni Nitrogen (N) 15%, Fosfat (P2O5) 15%, dan Kalium (K) 15% kemudian
dilengkapi dengan Sulfur (S) 9% dan Zink (Zn) 2000 ppm. Sifatnya higroskopis
dan mudah larut dalam air sehingga mudah untuk diserap tanaman. Pupuk ini
diperkaya dengan Sulfur yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan daya
simpan hasil panen juga dilengkapi Zink untuk mengoptimalkan pembentukan bunga
dan memperbanyak buah. Selain itu, pupuk ini berfungsi untuk menambah daya
tahan tanaman, memacu pertumbuhan akar, dan menjadikan tanaman lebih hijau dan
segar karena banayk mengandung butir hijau daun. Pupuk ini sesuai untuk
berbagai jenis tanaman, misalnya tanaman sayur, buah, perkebunan, dan pangan.
Penggunaannya dapat disebarkan pada setiap barisan tanaman atau sekitar lubang
tanam untuk penggunaan awal tanam pada sebuah tanaman sayuran bagian daun dan
buah. Pupuk
NPK yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh
PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 200.000,00 per
karung (25kg).
4.
NPK Mutiara
Pupuk NPK Mutiara (16:16:16) merupakan salah satu produk pupuk NPK yang telah beredar di pasaran dengan kandungan Nitrogen (N) 16%, Fosfat (P2O5) 16%, dan Kalium (K2O) 16%. Pupuk majemuk ini hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya dapat segera diserap dan digunakan oleh tanaman dengan efektif. Karakteristik pupuk ini, yakni berbentuk butiran (granule) dan berwarna biru. Pupuk ini bermanfaat untuk menyehatkan tanaman, memaksimalkan produktivitas jangka panjang, peningkatan hasil produksi, peningkatan kualitas,rasa,warna,kesegaran, dan daya simpan buah atau umbi. Pengaplikasian pupuk ini cukup disebarkan pada setiap barisan tanaman atau sekitar lubang tanam untuk penggunaan awal tanam pada sebuah tanaman sayuran bagian daun dan buah, misalnya pada tanaman tomat,sawi,cabi,dll. Pupuk urea yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang didistribusikan oleh PT Meroke Tetap Jaya. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 450.000,00 per karung (50kg).
Pada
saat meninjau pupuk berdasarkan jumlah kandungan unsur yang dimiliki. Penulis
juga mendokumentasikan beberapa jenis pupuk alternatif/pembenah tanah. Pembenah tanah merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk mempercepat
pemulihan atau perbaikan kualitas tanah. Pembenah tanah dapat disebut sebagai
amelioran, misalnya penggunaan bahan organik (Haryati et al.,2019). Toko pertanian Sumber Makmur menyediakan beberapa
amelioran (pembenah tanah), penulis mengambil dua contoh sebagai berikut:
1) 1. Pupuk
Kandang (Srintil)
Gambar 10. Pupuk Kandang (Srintil)
Amelioran ini digolongkan amelioran organik, sebab menggunakan
pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan. Penggunaan pupuk organik
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan anorganik seperti dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk ini berperan dalam penyediaan
unsur hara makro dan mikro, meningkatkan KTK tanah, memperbaiki struktur tanah,
mengurangi fluktuasi suhu tanah serta sebagai sumber energi bagi mikro dan meso
fauna tanah (Hartatik dan Setyorini, 2012. cit.
Ramadhani et al.,2019). Pupuk ini telah difermentasi secara optimal sehingga
matang dan siap digunakan. Pada pupuk tertera kandungan, meliputi asam humat,
mikrobia Trichoderma harsianum (pengendali
layu fusarium) dan Metarizium anisopllae (pengendali
uret). Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan cara ditugal dalam lubang
berbarengan pada saat penanaman pertama kemudian ditimbun atau dengan cara
disebar merata pada saat pengolahan tanah untuk kemudian dicangkul dan dibalik.
Pupuk kandang cocok untuk segala jenis
tanaman budidaya sebab ramah lingkungan dan sedikit efek samping. Pupuk kandang
yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh
masyarakat lokal di Minggir,Sleman. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 15.000,00-
Rp 25.000,00.
2) 2. Dolomit
Amelioran anorganik yang dapat memperkecil tingkat
keracunan oleh logam berat, salah satunya dolomit. Dolomit memiliki
karakteristik bentuk seperti tepung (powder) dan berwarna putih. Pada pupuk
tertulis kandungan, yakni CaO 35% dan MgO 15%. Dolomit merupakan salah satu
bahan pembenah tanah yang berfungsi untuk meningkatkan pH tanah, dimana jika diberikan
ke dalam tanah akan terdisosiasi menjadi Ca 2+, Mg 2+ dan
CO3 (Saputra et al.,2014).
Penggunaan dolomit sebagai amelioran memiliki beberapa kelebihan, yakni harga
beli relatif lebih murah, serta memiliki kandungan magnesium (Mg) dan Kalsium
(Ca) yang berfungsi sebagai penambah unsur hara. Unsur Mg berperanan penting
untuk transportasi P pada tanaman. Penggunaannya cukup disebar atau ditabur
merata, apabila digunakan untuk memperbaiki sifat tanah. Pupuk dolomit yang
diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang didatangkan dari Wonogiri. Pupuk ini dijual dengan kisaran
harga Rp 5.000,00 – Rp 40.000,00.
Referensi
Dewanto,F.G., J.J.M.R.Londok,
R.A.V.Tuturoong, dan W.B.Kaunang. 2013. Pengaruh pemupukan anorganik dan
organik terhadap produksi tanaman jagung sebagai sumber pakan. Jurnal Zootek
32(5):1-8.
Haryati,U.,S.Sutono, dan I.G.M.Subiksa. 2019. Pengaruh amelioran terhadap
perbaikan sifat tanah dan produksi cabai rawit (Capsicum frutescens) pada lahan bekas tambang timah. Jurnal Tanah
dan Iklim 43
(2):127-138.
Pinatih,I
D.A.S.P., T.B.Kusmiyarti, dan K.D.Susila. 2015. Evaluasi status kesuburan tanah
pada lahan pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. E-Jurnal Agroekoteknologi
Tropika 4(4):282-292.
Ramadhani,C.,Sumardi,dan
B.G.Murcitro. 2019. Pemberian dua jenis amelioran terhadap performa tanaman
okra (Abelmoschus esculentus) pada
ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 21(2):121-128.
Saputra,Y.,A.Nurbaity, dan O.Muryani. 2014. Pengaruh macam amelioran dan
taraf dosis logam berat terhadap pH, Cr total tanah, serapan Cr serta hasil
tanaman selada (Lactuca sativa L.)
pada andisols Lembang. Jurnal Photon 5(1):39-53.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar